1.
PENGENALAN
ILMU NAHWU DAN SHOROF
Ilmu Nahwu adalah Ilmu yang mempelajari
kaidah-kaidah mengenai perubahan suatu kata, dimana biasanya perubahan ini bias
berupa harokat (tanda baca) akhir suatu kata atau bentuk akhir dari suatu kata.
Contoh
perubahan harokat akhir suatu kata :
ﺟﺎﺀﺭﺟﻞ
|
Telah datang seorang
laki-laki
|
ﺭﺃﻳﺖﺭﺟﻼ
|
Aku melihat seorang
laki-laki
|
ﻣﺮﺭﺕﺑﺮﺟﻞ
|
Aku bertemu dengan dua
orang laki-laki
|
Dari
contoh diatas, terlihat perubahan harokat akhir huruf
ﻝ (lam) dimana perubahan ini
tergantung dari susunan atau keadaan kata pada kalimat.
Contoh
perubahan bentuk akhir suatu kata :
ﺟﺎﺀﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ
|
Telah datang kaum
muslimin
|
ﺭﺃﻳﺖﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ
|
Aku melihat para kaum
muslimin
|
ﻣﺮﺭﺕﺑﺎﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ
|
Aku bertemu dengan dua
orang muslim
|
Dari
contoh diatas, terjadi perubahan bentuk ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ menjadi ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ , yang disebabkan susunan atau letak dari
kata tersebut dalam kalimat. Sehingga Ilmu yang mempelajari perubahan harokat akhir suatu kata atau
bentuk akhir kata inilah yang disebut Ilmu
Nahwu.
Dalam
Ilmu Bahasa Arab, pembahasan mengenai Ilmu Nahwu tidaklah dapat terlepas dari
Ilmu Shorof.
Ilmu Shorof adalah Ilmu yang mempelajari
kaidah-kaidah perubahan kata, dimana dengan berubahnya kata, menjadikan
perubahan pada maknanya.
Jika
Ilmu Nahwu membahas mengenai perubahan akhir dari suatu kata, baik perubahan
dalam harokat atau bentuknya, maka Ilmu Shorof membahas mengenai perubahan kata
itu sendiri.
Contoh
:
ﻧﺼﺮ
|
Telah menolong (kata
kerja)
|
ﻳﻨﺼﺮ
|
Sedang/akan menolong
(kata kerja)
|
ﻧﺎﺻﺮ
|
Orang yang menolong
(subyek)
|
ﻣﻨﺼﻮﺭ
|
Orang yang ditolong
(obyek)
|
Dari
contoh diatas, ada 3 huruf yang sama, yaitu
ﻥ, ﺹ, ﺭ yang membentuk kata ﻧﺼﺮ sebagai kata dasarnya, sedangkan kata-kata lainnya merupakan turunan
dari kata dasar tersebut. Jadi kalau
ingin mencari arti kata ﻣﻨﺼﻮﺭ di kamus,
jangan mulai mencarinya dari huruf ﻡ melainkan dari kata ﻥ , dari kata ﻧﺼﺮ karena ﻣﻨﺼﻮﺭ adalah turunannya.
Dari
hal ini, terlihat perbedaan dari Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof. Jika kita ringkas,
Ilmu Nahwu adalah Ilmu mengenai suatu kata ketika telah masuk dalam kalimat,
adapun Ilmu Shorof adalah Ilmu mengenai suatu kata sebelum masuk kedalam
kalimat yang meliputi perubahan bentuk katanya.
Agar
lebih Mudah lagi memahami, perhatikan kalimat berikut :
“
Seseorang tidak akan mengetahui penjelasan susunan kata yang dikandung Ilmu
Al-qur’an jika ia tidak mengerti akan luasnya bahasa Arab “. (Imam
Asy-Syafi’i).
Kita
tidak akan bisa membaca atau mengharokati (memberi tanda baca) tulisan arab
kecuali dengan Ilmu Shorof, sedangkan kita tidak akan mengetahui artinya dengan benar kecuali dengan mempelajari Ilmu
Nahwu.
2. PENGENALAN
ISIM DAN TANDA-TANDANYA
Kata
didalam bahasa arab terbagi menjadi 3 :
1.
Isim
2.
Fi’il
3.
Huruf
Isim adalah kata yang mempunyai arti /
bermakna, akan tetapi tidak terikat dengan waktu.
Contoh
:
ﺩﻳﻦ
|
Agama
|
|
ﺑﻴﺖ
|
Rumah
|
ﺩﻳﻦ
|
Hutang
|
|
ﺑﺎﺏ
|
Pintu
|
ﻗﻠﻢ
|
Pena
|
|
ﺷﺠﺮﺓ
|
Pohon
|
Dengan
melihat kepada contoh diatas, dapatlah dikatakan bahwa isim merupakan kata
benda menurut bahasa Indonesia.
Didalam
bahasa arab, kita dapat mengetahui suatu kata itu dapat disebut sebagai isim
dengan mengetahui ciri-cirinya, diantaranya :
1.
Berharokat
Kasroh atau Kasrohtain, jika suatu kata mempunyai akiran kasroh, maka bisa
dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
رﺿﻴﺖﺑﺎﺍﷲﺭﺑﺎﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡﺫﻳﻨﺎ
Kata yang digaris bawah (ﷲ dan ﺍﻹﺳﻼﻡ ) diatas
termasuk Isim, karena akhiran katanya berupa harokat kasroh.
2.
Tanwin
: Jika suatu kata berakhiran tanwin (dibaca
: an-in-un), maka ia adalah isim.
Contoh : ﺿﺮﺏﺍﷲﻛﻠﻤﺔﻣﺜﻼﻃﻴﺒﺔ
Pada kata-kata طَيِِّبَةً كَلِمَةً مَثَلاً
diatas merupakan isim, terlihat dari adanya bacaan Tanwin diakhirannya.
3.
Terdapat
tanda لا pada awal kata, contohnya :
اﻟﺴﻼﻡاﻟﻤﻠﻚاﻟﻘﺪﻭﺱ
Kata tersebut diatas semuanya merupakan isim, karena bergandengan
didepannya dengan لا .
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan لا maka isim tersebut tidak boleh
tanwin, begitupula sebaliknya, sehingga
isim tidak boleh kemasukan tanda لا jika sudah
terdapat tanwin pada katanya. Namun
demikian isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda diatas baik itu لا atau tanwin saja.
4.
Terdapat
huruf Jar didepan katanya.
Diantara huruf – huruf jar tersebut antara lain :
مِنْ
|
Dari
|
|
عَلَى
|
Diatas
|
|
بِـ
|
Dengan
|
إِلَى
|
Ke
|
|
فِي
|
Didalam
|
|
كَا
|
Seperti
|
عَنْ
|
Dari
|
|
رُبَّ
|
Seringkali
|
|
..لِـ
|
Bagi, milik…..
|
Contoh : ﻓﻰﺑﻴﺖﻣﻦﺑﻴﻮﺕﺍﷲ
Dari contoh diatas, kata بَيْتٍ
dan بُيُوْتِ
, termasuk isim karena terletak setelah huruf Jer.
5.
Idhofah
(penyandaran) = Mudhof mudhoh’ilaih.
Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai
akhiran kasroh (u), maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :
ﻛﺘﺎﺏﻣﺤﻤﺪ
|
Kitabnya Muhammad
|
ﺩﻳﻦﺍﻹﺳﻼﻡ
|
Agama Islam
|
Kata pertama sebagai mudhof (yang disandarkan) dan kata kedua sebagai
mudhoh’ilaih (yang menyandarkan.
Kata yang kedua diatas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata
kedua mempunyai akhiran kasroh.
Dari kelima ciri-ciri diatas, kita
dapat mengetahui suatu isim didalam suatu kalimat, karena ketiga jenis kata
ini, yakni Isim, Fi’il dan Huruf
merupakan hal dasar yang harus dikuasai.
Fahami betul-betul ketiga jenis
tersebut (isim, fi’il dan huruf) sebelum
melanjutkan pada pelajaran berikutnya.
L A T I H A N :
Tentukan isim-isim dari ayat-ayat
berikut beserta tanda-tandanya
ﻭﺇﺫﺍﻗﻴﻞﻟﻬﻢﺀﺍﻣﻨﻮﺍﻛﻤﺎﺀﺍﻣﻦﺍﻟﻨﺎﺱﻗﺎﻟﻮﺍﺃﻧؤﻣﻦﻛﻤﺎﺀﺍﻣﻦﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀﺃﻻ
ﺇﻧﻬﻢﻫﻢﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀﻭﻟﻜﻦﻻﻳﻌﻠﻤﻮﻥ
ﺍﺗﺄﻣﺮﻭﻥﺍﻟﻨﺎﺱﺑﺎﻟﺒﺮﻭﺗﻨﺴﻮﻥﺃﻧﻔﺴﻜﻢﻭﺍﻧﺘﻢﺗﺘﻠﻮﻥﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
ﻭﺍﻋﺒﺪﻮﺍﺍﷲﻭﻻﺗﺸﺮﻛﻮﺍﺑﻪﺷﻴﺄ
ﻭﻟﻘﺪﺑﻌﺜﻨﺎﻓﻰﻛﻞﺃﻣﺔﺭﺳﻮﻻﺃﻥﺍﻋﺒﺪﻭﺍﻭﺍﺟﺘﻨﺒﻮﺍﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ
ﻓﻼﻭﺭﺑﻚﻻﻳﺆﻣﻨﻮﻥﺣﺘﻰﻳﺤﻜﻤﻮﻙﻓﻴﻤﺎﺷﺠﺮﺑﻴﻨﻬﻢﺛﻢﻻﻳﺠﺪﻭﺍ
ﻓﻰﺃﻧﻔﺴﻬﻢﺣﺮﺟﺎﻣﻤﺎﻗﻀﻴﺖﻭﻳﺴﻠﻤﻮﺍﺗﺴﻠﻴﻤﺎ
3. FI’IL DAN CIRI-CIRINYA
Fi’il adalah kata yang menunjukkan makna,
namun berkaitan dengan waktu.
Contoh
:
ﺿﺮﺏ
|
Memukul
|
|
ﺧﻠﻖ
|
Mencipta
|
ﺫﻫﺐ
|
Pergi
|
|
ﻗﺘﻞ
|
Membunuh
|
ﺍﺭﺳﻞ
|
Mengutus
|
|
ﺷﺮﺏ
|
Minum
|
Dari
contoh diatas, Fi’il merupakan kata yang menunjukkan suatu pekerjaan. Didalam
bahasa Indonesia biasa disebut dengan kata Kerja.
Untuk
mengetahui suatu kata itu adalah fi’il, dapat diketahui dengan ciri-ciri yang
ada pada fi’il, yaitu diantaranya :
1.
Terletak
sesudah huruf ﻗﺪ (qod) = sungguh.
Contoh : ﻗﺪﺗﺒﻴﻦﺍﻟﺮﺷﺪﻣﻦﺍﻟﻐﻲ
“ Sungguh telah jelas antara jalan yang benar dan sesat (Al-Baqarah : 256).
Kata
ﺗﺒﻴﻦ merupakan Fi’il karena terletak setelah huruf
ﻗﺪ (qod).
2.
Terletak
setelah huruf ﺳ.. (Sin yang dibaca Sa) = akan.
Contoh : ﺳﺘﻔﺘﺮﻕﻫﺬﻩﺍﻷﻣﺔ
“ Ummat ini akan
terpecah “
3.
Terletak
setelah huuruf سَوْفَ (saufa) = kelak.
Contoh : ﻛﻼﺳﻮﻑﺗﻌﻠﻤﻮﻥ
“Sekali - kali tidak, mereka kelak
akan mengetahuinya. (Attakatsur : 3)”
4.
Bersambung
dengan السَاكِنَةُ تَاءُالتَأْنِيْث ِ (huruf ت
sukun yang menunjukkan
perempuan).
Contoh : عَائِشَةُقَالَتْ = “Aisyah berkata”
5.
Jika
suatu kata diawali oleh huruf ا,
ن, ي, ت maka kemungkinan besar kata tersebut
adalah Fi’il.
Contoh :
نَارٍ مِنْ شُوَاظٌ
عَلَيْكُمَا ﻳﺮﺳﻞ
|
Diutus kepada keduanya panas dari neraka.
|
الْمَكْتَبِ عَليَ أَكْتُبُ
|
Aku menulis diatas meja.
|
كَلْبًا نَضْرِبُ
|
Kami memukul anjing.
|
Untuk memperlancar mengetahui Fi’il dari suatu kata, bias mencoba latihan
berikut, manakah yang termasuk Fi’il
dari ayat berikut, beserta tanda-tandanya.
ﻭﺇﺫﺍﻗﻴﻞﻟﻬﻢﺀﺍﻣﻨﻮﺍﻛﻤﺎﺀﺍﻣﻦﺍﻟﻨﺎﺱﻗﺎﻟﻮﺍﺃﻧؤﻣﻦﻛﻤﺎﺀﺍﻣﻦﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀﺃﻻ
ﺇﻧﻬﻢﻫﻢﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀﻭﻟﻜﻦﻻﻳﻌﻠﻤﻮﻥ
ﺍﺗﺄﻣﺮﻭﻥﺍﻟﻨﺎﺱﺑﺎﻟﺒﺮﻭﺗﻨﺴﻮﻥﺃﻧﻔﺴﻜﻢﻭﺍﻧﺘﻢﺗﺘﻠﻮﻥﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
ﻭﺍﻋﺒﺪﻮﺍﺍﷲﻭﻻﺗﺸﺮﻛﻮﺍﺑﻪﺷﻴﺄ
ﻭﻟﻘﺪﺑﻌﺜﻨﺎﻓﻰﻛﻞﺃﻣﺔﺭﺳﻮﻻﺃﻥﺍﻋﺒﺪﻭﺍﻭﺍﺟﺘﻨﺒﻮﺍﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ
ﻓﻼﻭﺭﺑﻚﻻﻳﺆﻣﻨﻮﻥﺣﺘﻰﻳﺤﻜﻤﻮﻙﻓﻴﻤﺎﺷﺠﺮﺑﻴﻨﻬﻢﺛﻢﻻﻳﺠﺪﻭﺍ
ﻓﻰﺃﻧﻔﺴﻬﻢﺣﺮﺟﺎﻣﻤﺎﻗﻀﻴﺖﻭﻳﺴﻠﻤﻮﺍﺗﺴﻠﻴﻤﺎ
4. HURUF DAN ISIM DHOMIR
Al-harfu (Huruf) adalah kata yang mempunyai
makna dan jika bergandengan dengan kata yang lainnya.
Contoh :
Kata مِنْ (dari), tidak akan
bermakna atau tidak mempunyai arti jika bersendirian. Akan tetapi ia akan
mempunyai arti yang jelas jika ditambah dengan kata yang lain seperti مِنَ البَيْتِ (dari rumah), maka kata
itu memjadi bermakna.
Demikian juga kata فِي (di dalam), tidak akan bertambah jika tidak
ditambah dengan kata yang lainnya. Hal ini berbeda dengan isim dan fi’il yang
maknanya bias kita fahami walaupun tanpa tambahan kata yang lain. Sehingga ketika menemukan suatu kata yang
maknanya tidak bias difahami, maka ketahuilah kata itu merupakan huruf.
Bentuk dan jenis huruf bermacam-macam, ada yang disebut dengan huruf mabani dan ada yang disebut dengan huruf ma’ani.
1. Huruf Mabani : حَرْفُ مَبَانِي
Adalah
huruf-huruf Hijaiyah selain huruf ا و ي , karena ketiga huruf
tersebut dikatakan sebagai huruf Ilat حَرْفُ العِلَّةِ atau huruf penyakit.
2. Huruf Ma’ani حَرْفُ مَعَانِي
Adalah
huruf-huruf yang mempunya arti.
Contoh
:
ﺍﻭ
|
atau
|
ﻭ
|
dan
|
ﺛﻢ
|
kemudian
|
ﺇﺫﺍ
|
ketika
|
ﻝ
|
milik
|
Jenis-jenis
huruf Ma’ani bermacam-macam diantaranya :
a. Huruf Jar ﺣﺮﻑﺟﺎﺭ ,
sudah dibahas diatas.
b. Huruf Qosam ﺣﺮﻑ ﻗﺴﻢ , atau juga disebut srbagai huruf sumpah.
Huruf Qosam ada 3 yaitu ب ت و.
Contoh
:
ﻭﺍﷲ ﺑﺎﷲ ﺗﺎﺍﷲ
“ DEMI ALLAH “
Namun, dari ketiga huruf sumpah diatas,
huruf ت hanya boleh digunakan untuk sumpah atas nama
Allah ta’ala, adapun huruf yang lainnya boleh digunakan untuk selain nama Allah
ta’ala.
c. Huruf Athof ﺣﺮﻑﺍﻟﻌﻄﺎﻑ
Adalah huruf yang digunakan untuk
menggabungkan dua kata, contohnya :
ﻭ
|
(dan)
|
ﺟﺎﺀﻣﺤﻤﺪﻭﺣﺳﻦ
|
Muhammad dan Hasan datang
|
|
ﺍﻭ
|
(atau)
|
ﺿﺮﺏﺣﺳﻦﻛﻠﺒﺎﻭﻗﻄﺎ
|
Hasan memukul anjing atau kucing
|
|
|
|
ﻣﺎﺷﺎﺀﺍﷲﺛﻢﺷﺌﺖ
|
Atas kehendak Allah kemudian kehendakmu
|
|
Dari penjelasan diatas, kita tahu bahwa ada
huruf yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan letak dak kedudukan
dalam kalimat, seperti huruf ﻭ ,
disisi lain ia bisa sebagai huruf Athof dan disisi lain dia bisa menjadi huruf
qosam. Untuk mengetahuinya dapat dilihat
dari arti atau kontek kalimat yang digunakan.
Masih banyak lagi jenis huruf yang akan
disebutkan pada pelajaran berikutnya.
Isim
Dhomir ﺇﺳﻢﺿﻤﻴﺮ
Isim
Dhomir
merupakan isim yang digunakan sebagai kata ganti, diantaranya :
ﻫﻮ
|
Dia (lk)
|
|
ﻫﻤﺎ
|
Dia berdua (lk)
|
|
ﻫﻢ
|
Mereka (lk)
|
ﻫﻲ
|
Dia (pr)
|
|
ﻫﻤﺎ
|
Dia berdua (pr)
|
|
ﻫﻦ
|
Mereka (pr)
|
ﺍﻧﺖ
|
Kamu (lk)
|
|
ﺍﻧﺘﻤﺎ
|
Kamu berdua (lk)
|
|
ﺍﻧﺘﻢ
|
Kalian (lk)
|
ﺍﻧﺖ
|
Kamu (pr)
|
|
ﺍﻧﺘﻤﺎ
|
Kamu berdua (pr)
|
|
ﺍﻧﺘﻦ
|
Kalian (pr)
|
ﺍﻧﺎ
|
Saya
|
|
ﻧﺤﻦ
|
Kami
|
|
|
|
Namun,
jika isim Dhomir bergandengan dengan isim yang lain, maka bentuknya adalah
sebagai berikut :
ﻩ
|
ﻫﻤﺎ
|
ﻫﻢ
|
ﻫﺎ
|
ﻫﻤﺎ
|
ﻫﻦ
|
ﻙ
|
ﻛﻤﺎ
|
ﻛﻢ
|
ﻙ
|
ﻛﻤﺎ
|
ﻛﻦ
|
ﻱ
|
ﻧﺎ
|
|
Contoh
:
ﺭﺑﻚ
|
Tuhanmu
|
ﻛﺘﺎﺑﻲ
|
Kitabku
|
ﻛﺘﺎﺑﻨﺎ
|
Kitab kami
|
Sebagai sebuah referensi, ketika kita berdo’a dihadapan
orang banyak, seperti contoh diakhir khutbah jum’at, hendaknya kita banyak
menggunakan kata ﻧﺎ bukan ﻱ dalam berdo’a, sebagaimana banyak dilakukan
oleh para Khotib. Seperti contoh :
دِيْنِكَ عَلَي قَلْبِي ثَبِّتْ الْقُلُوْب
مُقَلِّبَ يَا
“ Wahai zat yang
membolak-balikan hati, tetapkan hatiku pada agamamu “.
Padahal seharusnya, ketika dibaca dihadapan orang banyak,
sebaiknya hendaklah dibaca dengan kalimat :
دِيْنِكَ عَلَي قُلُوْبَنَا ثَبِّتْ الْقُلُوْب مُقَلِّبَ يَا
“ Wahai zat yang
membolak-balikan hati, tetapkan hati kami pada Agamamu “.
SOAL LATIHAN :
Tentukan Isim, fi’il dan huruf dari Hadist berikut :
ﺭﺃﻳﺖﺭﺟﻠﻴﻦﻳﻘﻮﻣﺎﻥﺃﻣﺎﻡﺍﻟﻤﺴﺠﺪﺛﻢﺩﺧﻞﻭﺻﻠﻴﺎﺟﺎﻟﺴﻴﻦﻗﻠﺖ
ﻟﻬﻤﺎﺑﻌﺪﺍﻟﺼﻼﺓ :
ﺍﻟﺤﻤﺪﷲﺍﻟﺬﻱﺧﻠﻖﺍﻟﻤﻮﺕﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺓﻟﻴﺒﻠﻮﻛﻢ
ﺃﻳﻜﻢﺃﺣﺴﻦﻋﻤﻼﻭﻗﺎﻝﺗﻌﺎﻟﻰ:
ﺇﻥﺃﻛﺮﻣﻜﻢﻋﻨﺪﺍﷲﺃﺗﻘﺎﻛﻢ.
ﻛﺎﻥﺭﺳﻮﻝﺍﷲﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢﻳﻘﻮﻝ: ﺟﻌﻠﺖ ﻟﻲ
ﺍﻷﺽﻃﻬﻮﺭﺍ
ﻭﻣﺴﺠﺪﺍ
5.
PEMBAHASAN MENGENAI JUMLAH
Jumlah dalam bahasa Arab berarti “kalimat”
didalam bahasa Indonesia, yakni kalimat yang mempunyai faidah sempurna.
Contoh
:
بِاللهِ آمَنْتُ
|
Aku beriman kepada
Allah
|
|
أَعْطَي مُحَمَّداً لَبَننًا
|
Aku member Muhammad
susu
|
|
Sehingga
dari kalimat diatas, yang mempunyai predikat dan obyek disebut juga dengan
Jumlah Mufidah (ﺟﻤﻠﺔﻣﻔﻴﺪﺓ) atau Kalimat
sempurna.
Jumlah
Mufidah atau kalimat sempurna didalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu
Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah :
1.
Jumlah
Ismiyyah, adalah jumlah yang awal katanya berupa isim.
Contoh :
نَبِيٌٌّ مُحَمَّدٌ
|
Muhammad adalah seorang Nabi
|
مَرِيْضٌ اَلأُسْتَاذُُ
|
Ustadz itu sakit
|
2.
Jumlah
Fi’liyyah, adalah jumlah yang awal katanya berupa fi’il.
Contoh :
جَاءَ مُحَمَّدٌ
|
Muhammad Telah datang
|
رَجَعَ الأُسْتَاذُُ
|
Ustadz telah kembali
|
Jika
ada jumlah yang sempurna, maka ada juga jumlah tidak sempurna. Jumlah tidak
sempurna ini disebut ﺷﺒﻪﺍﻟﺠﻤﻠﺔ .
Sibhul Jumlah
merupakan susunan kata yang menyerupai Jumlah atau bisa disebut juga
kalimat tidak sempurna. Sibhul Jumlah terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu Jar dan
Majrur dan Dzorof wa Mudhof ilaih.
1.
مَجْرُوْرٌ وَ جَارٌ (Jar
Majrur)
Adalah
susunan kata yang terdiri dari huruf Jar dan Isim.
Contoh :
عَلَى السَّمَاءِ
|
Diatas langit
|
مِنَ اللهِ
|
Dari Allah
|
فِي السُّوْقِ
|
Didalam pasar
|
2.
إِلَيْهِ مُضَافٌ وَ ظَرْفٌ (Dzorof
wa Mudhofun Ilaih)
Adalah
susunan kata yang terdiri dari kata keterangan berupa waktu atau tempat dan isim.
Contoh :
أمَامَ المَنْزِلِ
|
Didepan rumah
|
فَوْقَ البَيْتِ
|
Diatas rumah
|
وَرَاءَ المَسْجِدِ
|
Dibelakang Mesjid
|
Dengan memahami tentang jumlah ini, maka kita akan mudah mengetahui arti
suatu ayat maupun Hadist. Hal ini perlu
diketahui bahwa Perubahan suatu kata, harokat, letak dan posisi kata didalam
jumlah sangat mempengaruhi dalam peng-artian dan pemaknaan suatu ayat. Salah dalam penempatan kata, maka maksud yang
diinginkanpun akan salah.
Sebagai sebuah contoh adalah Al-qur’an surat Al-A’raf ayat 180 :
الْحُسْنَى اْلأَسْمَآءُ وَللهِ
Jika diartikan secara perkata maka
akan berarti “dan kepunyaan Allah lah
nama-nama yang indah”. Akan tetapi
jika kita memahami ayat diatas dengan kaidah-kaidah bahasa arab yang benar,
maka akan diketahui bahwasanya ada yang kurang didalam pengertian tersebut.
Pengertian yang benar adalah “dan
hanya kepunyaan Allah lah nama-nama yang indah”. Walaupun sepertinya perbedaan hanya terletak
pada kata “hanya”, akan tetapi ini sangatlah fatal, jika dikatakan sesuai
dengan pengertian yang pertama, yaitu dapat mengindikasikan adanya makhluk lain
seperti nama Allah ta’ala, hal ini berarti mensejajarkan Allah dengan
makhluknya didalam nama yang indah.
Padahal maksud ayat ini tidak demikian, dimana hanya Allah lah yang
mempunyai nama-nama yang indah, dan tidak ada yang menandingi bahkan sejajar
dengan Allah walaupun dalam hal nama.
Sehingga dari hal ini, kita bisa mengambil pelajaran, jangan sekali-kali menggunakan nama yang khusus untuk Allah sebagai nama untuk anak-anak kita bahkan untuk hewan-hewan peliharaan kita, karena hal tersebut bisa termasuk penghinaan terhadap Allah ta’ala.
Sehingga dari hal ini, kita bisa mengambil pelajaran, jangan sekali-kali menggunakan nama yang khusus untuk Allah sebagai nama untuk anak-anak kita bahkan untuk hewan-hewan peliharaan kita, karena hal tersebut bisa termasuk penghinaan terhadap Allah ta’ala.
Contoh yang lain adalah kisah yang diutarakan oleh bapak ilmu nahwu
pertama, Abul Aswad Adduali, dimana ketika ia sedang berjalan-jalan dengan
anaknya di malam hari, sang anak terlihat menghadapkan wajahnya kelangit seraya
berkata :
السَّمَاءِِ اَحْسَنُ مَا :
“apa yang bagus dilangit ?”
Maka sang ayahpun menjawab :
ﻧﺠﻮﻣﻬﺎ : “bintang-bintangnya”
Mendengar jawaban sang ayah, sang anak menyanggah dengan mengatakan “aku
tidak bermaksud bertanya, melainkan menunjukkan kekaguman”.
Lalu sang ayah berkata : “Kalo begitu ucapkanlah..”
السَّمَاءَ حْسَنَ اَمَا
“Betapa indahnya langit-langit”.
Dari kedua contoh ini, sangat jelaslah manfaat kita mengetahui berbagai
kaidah di dalam bahasa arab salah satunya dalam pembahasan jumlah.
SOAL LATIHAN :
Tentukan Jenis jumlah Mufidah dari kalimat berikut !
الْحَقِّ عَلَى ظَاهِرِيْنَ أُمَّتِيْ مِنْ طَائِفَةٌ تَزَالُ ﻻ
|
“ Akan senantiasa ada dari ummatku
yang selalu menampakkan kebenaran “.
|
نَارٍ مِنْ شُوَاظٌ عَلَيْكُمَا يُرْسَلُ
|
“ Keduanya ditimpa panas dari
Neraka “.
|
ﺍﻷﺣﺪيَوْمُ الْيَوْمُ هَذَا
|
“ Hari ini hari ahad (minggu) “.
|
الْمُؤْمِنِيْنَ مِنَ الدِّيَارِ أَهْلَ عَلَيْكُمْ اَلسَّلَامُ
|
6. ISIM MUDZAKKAR DAN MUANNATS
1.
Isim
Mudzakkar مُذَكَّر
adalah isim yang menunjukkan pada jenis laki-laki.
Isim Mudzakkar terbagi dua, yaitu :
a.
Mudzakkar
Hakiki ﻣﺬﻛﺮﺣﻘﻴﻘﻰ, yaitu
mudzakkar yang menunjukkan manusia dan hewan.
Contoh :
أَبٌ
|
Bapak
|
أَسَدٌ
|
Singa
|
b. Mudzakkar Majazi ﻣﺬﻛﺮﻣﺠﺎﺯﻰ Yakni mudzakkar yang tidak menunjukkan manusia dan
hewan.
Contoh :
بَيْتٌ
|
Rumah
|
إِنَاءٌ
|
Bejana
|
2.
Isim
Muannats adalah isim menunjukkan perempuan.
Isim Muannats juga terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a.
Muannats
Hakiki ﻣﺆﻧﺚﺣﻘﻴﻘﻰ :
Contoh :
أُمٌ
|
Ibu
|
أَتَانٌ
|
Keledai
|
b.
Muannats
Majazi ﻣﺆﻧﺚﻣﺠﺎﺯﻰ :
Contoh :
شَمْسٌ
|
Matahari
|
سَمَاءٌ
|
Langit
|
Untuk memudahkan dalam membedakan
antara Mudzakkar dan Muannats, dibawah ini yang termasuk ciri-cirinya, antara
lain :
-
Nama
dan panggilan perempuan
Contoh :
خَدِيْجَةُ
|
Khodijah
|
زَيْنَبُ
|
Zainab
|
-
Nama
Negara dan kota.
Contoh :
مِصْرَ
|
Mesir
|
جُوْجَاكَرْتَا
|
Jogjakarta
|
-
Nama
anggota tubuh yang berpasangan.
Contoh :
عَيْنٌ
|
Mata
|
يَدٌ
|
Tangan
|
-
Sifat
kewanitaan.
Contoh :
مُرْضِع
|
Perempuan yang menyusui
|
حَامِلٌ
|
Hamil
|
-
Ada
Ta’ Marbuthoh (ة) diakhir kata, selain nama
laki-laki.
Contoh :
مُسْلِمَةُ
|
Muslimah
|
صَابِرَةُ
|
Perempuan yang sabar
|
-
Jamak
Taksir.
Contoh :
قُلُُوْبٌ
|
Hati
|
رُسُلٌ
|
Rosul
|
Catatan :
1.
Ada
banyak sekali isim yang tidak mempunyai tanda muannats namun termasuk isim
muannats.
Contoh :
جَهَنَّمٌ
|
Neraka jahanam
|
أَرْضٌ
|
Bumi
|
نَارٌ
|
Api
|
Sehingga ketika tidak ada tanda-tandanya, untuk mengetahui apakah suatu
isim termasuk muannats atau mudzakkar, biasanya merujuk kepada kamus, banyak
menelaah kitab atau sering berinteraksi dengan orang arab.
2.
Ada
isim yang mempunyai tanda muannats namun termasuk mudzakkar.
Contoh :
مُعَاوِيَةُ
|
Muawiyyah
|
حَمْزَة
|
Hamzah
|
طَلْحَة
|
Tholhah
|
SOAL LATIHAN :
Tentukan manakah yang termasuk
Muannats dan Mudzakkar ?
نَاصِرٌ
|
Orang yang menolong
|
كَلِمَة
|
Kata
|
ﻋﺎﺋﺸﺔ
|
Aisyah
|
مَخْلُوْقَةٌ
|
Makhluk
|
اَلرَّجُلُ
|
Laki-laki
|
ﺍﻟﻔﻘﻴﺮ
|
Fakir
|
KOSA KATA I
نَاصِرٌ
|
Naashirun
|
|
اَلنَّبِيُّ
|
Nabi
|
كَلِمَة
|
Kalimatun
|
فَقِيْرٌ
|
Orang Fakir
|
|
حَرْفٌ
|
Harfun/huruf
|
الزِّيَادَةٌ
|
Tambahan
|
|
هَذَا
|
ini
|
الشَّاكِرُ
|
Orang yang bersukur
|
|
اَلْعَالِمُ
|
Orang yang berilmu
|
المُخَاطَب
|
Yang diajak bicara
|
|
اَلْمُدَرِّسُ
|
Guru
|
اِمْرَأَةٌ
|
Perempuan
|
|
مَخْلُوْقٌ
|
Makhluk
|
اَلْجَنَّةُ
|
Surga
|
|
سُوْرَةٌ
|
Surat
|
اَلْبَابُ
|
Pintu
|
|
مُكَذِّبٌ
|
Pendusta
|
اَلرَّجُلُ
|
Laki-laki
|
|
اَلْبَيْتُ
|
Rumah
|
|
KOSA KATA II
لَيْلٌ
|
Malam
|
|
فَوْقَ
|
Diatas
|
اَلنَّهَارُ
|
Siang
|
تَحْتَ
|
Dibawah
|
|
صَبَاحٌ
|
Subuh
|
خَلْفَ
|
Dibelakang
|
|
مَسَاءٌ
|
Sore
|
يَمِيْنٌ
|
Dikanan
|
|
سَنَةٌ
|
Tahun
|
شِمَالٌ
|
Kiri
|
|
أُسْبُوْعٌ
|
1 minggu
|
جَانِبٌ
|
Sisi/ samping
|
|
اَلدِّيْنُ
|
Agama
|
جِهَةٌ
|
Arah
|
|
سَاعَةٌ
|
Jam
|
عِنْدَ
|
Sisi
|
|
أَمَامَ
|
Didepan
|
اَلْوَاقِعُ
|
Terletak
|
|
وَرَاءَ
|
Dibelakang
|
وَلَدٌ
|
Anak
|
|
|
|
اِبْتِغَاءٌ
|
Mengaharap
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar